Rere benar-benar memberanikan diri memasuki Sky Fly meski jauh dalam benaknya ia merasa tertekan, tapi tujuan awal datang ke tempat tersebut lumayan kuat menopang tubuh Rere agar tidak lemah, agar tidak cengeng menghadapi ketakutannya akibat mengingat masa lalu, ia meyakinkan diri kalau tak menjadi salah satu wanita nakal di tempat tersebut.
Ia menutup mulut serta hidung menggunakan telempapnya setelah langkah pertama menapak selasar melewati ambang pintu Sky Fly indra penciuman Rere refleks membaui aroma alkohol nan begitu pekat, ia menatap sekitar seraya terus melangkah merasakan pening saat lampu kerlap-kerlip nan memutar menggantung di langit-langit tempat tersebut terus saja berkedip tiada henti.
Di antara lautan manusia yang bisa membuat Renita gila bertahan di tempat ini—ia berharap menemukan salah satunya adalah Barra, seperti perkataan Runi sore tadi, tapi lebih baik kalau Rere tak menemukannya bukan? Lebih baik kalau Barra sebenarnya tak pernah datang ke Sky Fly.