Setelah selama tiga hari berburu, seluruh Player akhirnya semakin bertambah kuat berkat sistem game. Begitupun juga Reus, meskipun dibenci oleh teman setimnya saat itu. Ia kini sudah semakin kuat selama 3 hari ini.
Point statnya semakin meningkat setelah berhasil mengalahkan monster-monster diluar dinding sendirian. Meskipun bukan keinginannya untuk leveling sendirian, ia tetap menikmati keadaannya. Lagi pula itu tidak buruk baginya, karena seluruh exp dan point stat menjadi miliknya.
Disebuah kamar dengan lampu yang sudah dimatikan, Reus sedang berbaring di kasurnya.
"Iyaa, Jangan khawatir... Aku akan baik-baik saja"
"Oppa, kapan bisa pulang?" suara manja Hannie terdengar dari dalam ponsel Reus.
"Tidak tahu, aku baru tiga hari disini Han... Mana mungkin boleh pulang" jawab Reus.
"Yahhh~~ aku merindukanmu Oppa~" ucap Hannie masih dengan nada yang manja.
"Apaan kau ini, kalau dekat kau pasti selalu membuatku kesal"
"Yahh itu maksudku, aku rindu untuk menjahilimu" ledek Hannie.
"Hahh!! Dasar..." Reus menghembuskan napasnya.
"Bagaimana sekolahmu?" tanya Reus.
"Tenang saja Oppa, aku sekolah dengan rajin!" jawab Hannie penuh dengan ssmangat.
Membuat Reus tersenyum sendiri di kamarnya.
"Baguslah, belajar yang rajin ya..."
"Siapp, Oppa!!"
"Oh iya Oppa, lelaki di sekolahku selalu saja ingin mendekatiku... Aku tau aku cantik, tapi aku tidak suka pada mereka yang memandang kecantikanku! Ahh mereka seperti sangat bernafsu melihatku!" oceh Hannie sekaligus curhat pada Reus.
"Aku tidak menyangka perempuan sedeng sepertimu ada yang suka" ejek Reus.
"Hahahhaa!! Paling tidak aku ini adalah perempuan cantik dan anggun di sekolahku," Hannie menyombongkan diri.
"Kau pasti jadi perempuan bermuka dua, bersikap sok anggun di sekolah"
"Heyy!! Aku harus menjaga image-ku lah!" celoteh Hannie.
"Terserah kau saja... Aku mau tidur, dahh!!"
"Ehh tunggu, Oppa!!" teriak Hannie pada saat Reus ingin mengakhiri panggilannya.
"Apa lagi?" ucap Reus dengan nada yang malas.
"Emm, etto... Oyasumi, Reus Nii~chan"
Artinya : Selamat tidur, Kakak Reus
Reus pun terkaget mendengar suara Hannie yang layaknya suara gadis di film anime jepang.
Dengan suara yang lembut dan khas, suara Hannie mempunyai cita rasa tersendiri.
Itu lah yang Reus rasakan saat ini.
Kapan lagi ia mendengar ucapan selamat malam dari seorang adik dalam anime kini dapat ia dengar dari adiknya sendiri.
Tuuttt!!
Reus pun langsung mematikan panggilannya.
Kini ia hanya tersenyum tanpa hentinya.
Rasanya ia sedang terbang ke angkasa.
Ditempat lain, Hannie tersenyum ketika sudah selesai menelpon Reus.
"Aku sudah belajar mengatakan itu, semoga Oppa senang!" batin Hannie.
Ia segera menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan posisi tengkurap. Hannie kini merasa senang, sangat terlihat dari kedua kakinya yang saling bergantian menghentakkan kekasur.
* * *
Pada pagi yang cerah itu, semua Player berbaris dengan rapi.
Tak ada yang bersuara ataupun bergerak.
Komandan Deuch yang sudah memimpin mereka dari hari pertama kini sedang berdiri di depan mereka semua.
"Hari ini adalah hari yang sangat penting, kalian sudah berlatih selama tiga hari di luar dinding. Syukurlah kalian banyak yang selamat, meskipun ada beberapa yang telah gagal.
Aku harap kalian yang ada disini akan menjadi Player dan tentara hebat di masa depan! Membunuh semua monster yang ada di luar sana, agar kita semua terbebas dari kota yang bertamengkan dinding besar ini!
Karena kalian sudah berlatih dengan baik, maka sudah saatnya kalian untuk bergabung ke dalam Squad."
Squad adalah kelompok yang dibuat oleh para player hebat. Tugasnya adalah untuk membasmi monster-monster kuat. Biasanya Squad akan berburu monster selama seminggu atau lebih di luar dinding. Tentu itu adalah pekerjaan yang bahaya, maka dari itu Squad dibuat.
Anggota squad akan berburu jauh dari kota, bahkan melewati perbatasan kota kelima yang sudah hancur. Dari pekerjaan yang berbahaya itu tentunya player akan mendapatkan imbalan yang besar pula. Semakin banyak monster yang mereka buru, semakin besar uang yang akan didapatkan. Belum lagi tubuh monster yang dapat dijual dengan harga yang lumayan menguntungkan pula.
Tapi kebanyakan para player akan mati dalam berburu, karena monster yang dilawan tak sepadan atau lebih kuat.
Bahkan banyak squad yang pulang hanya tersisa beberapa orang saja.
Maka dari itu para Squad selalu mencari anggota baru untuk di rekrut.
Biasanya para Squad mencari player yang hebat dan berbakat. Hal itu agar mereka tak mati dengan mudah, dan tidak menjadi beban tim.
Maka dari itu, seluruh Squad selalu mencari player-player yang kuat. Player yang kuat pastinya memiliki level yang tinggi pula.
Keuntungan masuk Squad bukan hanya mendapatkan gaji, tapi juga fasilitas dari squad tersebut, dan dapat mengambil title player rank.
TPR (Tittle Player Rank) adalah peringkat dari seorang player, semakin tinggi peringkatnya maka akan semakin kuat pula playernya.
Cara naik rank adalah dengan cara menaikkan level. Semakin tinggi levelnya, semakin tinggi TPRnya.
Tittle Player Rank
Reguler I : Level 1 - 30
Reguler II : Level 31 - 40
Reguler III : Level 41 - 60
Reguler IV : Level 61 - 90
Reguler V : Level 91 - 150
Command : Level 151 - 250
Ranker : Level 251 - 500
Hight Ranker : Level 500+
Seorang Komando memiliki level 150 keatas.
Biasanya seorang Ranker akan menjadi Squad Master, atau pemimpin squad.
Tugas mereka sangatlah penting, selain mendisipilinkan anggotanya, dia juga harus mengurus squadnya. Squad Master yang memiliki TPR Ranker sangatlah kuat, biasanya mereka akan diturunkan jika monster yang sangat kuat muncul.
Sedangkan TPR tertinggi yaitu Hight Ranker.
TPR ini sangatlah sedikit orang yang memilikinya, ada 5 Hight Ranker diseluruh Negara yang diketahui sekarang.
Kekuatan seorang Hight Ranker tidak diragukan lagi, bahkan ribuan monster berlevel tinggi pun sanggup mereka kalahkan seorang diri.
Lima Hight Ranker yang diketahui saat ini adalah
Cleon Aguero dari Indonesia, Shark Peter dari Amerika serikat, Izumi Izanami dari Jepang, Park Shin Hae dari Korea selatan, dan Han Xie dari China.
Mereka semua adalah orang-orang terkenal, dan sering muncul di berita televisi. Bahkan menjadi program utama di seluruh industri televisi.
Peran penting mereka sangatlah besar dalam Negara mereka masing-masing.
"Oke tanpa membuang-buang waktu, mari kita mulai pemilihan Squadnya..."
"Untuk itu, mari kita sambut Squad Master dari masing-masing Squad." ucap Komandan Deuch.
Ada 11 Squad Master yang muncul dari balik pintu gedung.
Kini mereka mulai duduk di kursi yang sudah disiapkan, hidangan makanan dan minuman sudah tersedia di meja mereka masing-masing.
"Dari kiri ada Squad Red Rebellion..."
"Ada Squad BOOSKILL, Black Phanter, Sunflower, Silver Destiny, Black April, Essence, Red Devil, WFM, Tiger Guard, dan Crystal Rustage" Komandan Deuch menyebutkan satu-satu nama Squad mereka.
Semua Player pun menjadi bersemangat ingin segera masuk Squad.
Mereka ingin masuk Squad idaman mereka, ada yang ingin masuk Red Rebellion ada juga yang mau masuk ke Essence. Sedangkan para perempuan ingin masuk ke Squad Sunflower, karena rata-rata anggota Squad Sunflower adalah wanita.
"Aku masuk Squad apa ya?" pikir Reus.
Ia sangat bingung ingin masuk ke squad mana, karena tak ada Squad yang ia minati. Ia merasa tak tertarik pada Squad yang ada di hadapannya.
"Baiklah kita akan mulai memanggil Player maju kedepan satu per satu"
Setelah komandan Deuch memanggil Player, data player akan di baca oleh Squad Master yang ada di hadapan. Jika mereka tertarik pada player tersebut, mereka akan mengangkat tangan.
Jika Player mendapat tawaran lebih dari satu Squad, mereka berhak memilih Squad mana yang mereka ingin.
"Reus Reeberry!"
Setelah sekian banyaknya Player yang dipanggil, akhirnya kini giliran Reus yang dipanggil Komandan Deuch.
Reus pun segera maju kehadapan barisan, dan para Squad Master langsung melihat data milik Reus.
"Baiklah, Squad Master silahkan angkat tangan jika ingin merekrutnya" ucap Komandan Deuch.
Tapi lumayan lama, tak ada satupun Squad Master yang mengangkat tangan mereka.
Melihat data Reus yang hanya memiliki level satu, mereka tak ingin mengambil Reus.
Jika level Player rendah, berarti mereka hanyalah beban tim.
"Tidak ada yang mau merekrutku?" batin Reus.
Continued...