Disaat Reus melakukan perekrutan Squad, tak ada squad yang memilihnya.
Reus sadar, mana mungkin ada yang mau merekrutnya. Temannya sendiri yang sudah bilang padanya bahwa orang memiliki level rendah tidak akan diterima.
Tapi mau bagaimanapun, menaikkan level bagi Reus sangatlah susah. Perbedaan sistem gamenya membuatnya mendapatkan Exp yang banyak untuk naik level.
Semua Player memandangi Reus yang berdiri dihadapan mereka.
"Apa? Masih level 1?"
"Apa dia tidak berburu?"
"Apa dia membiarkan teman-temannya berburu sedangkan dia bersantai?"
"Lihatlah betapa lemahnya dia"
Semua orang berbisik-bisik di belakang Reus.
Disisi lain, Sicilya menatap Reus dengan rasa kasihan.
"Apa dia tidak berkembang?" batin Sicilya.
Meskipun ia tak percaya apa yang orang-orang gosipkan, tapi ia tak bisa membantahnya. Karena Reus benar-benar masih level 1.
"Seperti tidak ada Squad yang ingin mengambil Reus..."
"Kalau begitu Reus, kau harus mengulang lagi tahun depan... Atau kau juga boleh berada disini, tapi kau harus berburu sendirian... Tidak ada tempat tinggal ataupun kebutuhan lainnya... Kau akan mendapatkan uang setelah kau berhasil berburu monster, tapi itu sangat tidak mungkin jika berburu sendirian. Kau akan mati oleh monster-monster di luar dinding itu" Komandan Deuch mencoba menjelaskan.
"Jika tidak ada yang merekrutku, maka aku akan berburu sendirian" jawab Reus dengan penuh ketenangan.
Reus sama sekali tak merasa takut dengan pilihannya.
Yahh mau bagaimana pun selama tiga hari ini dia selalu berburu sendirian.
Dan monster yang dilawannya pun jauh lebih kuat dari rekan-rekan timnya.
Disisi lain, dia juga tak ingin kembali kerumah membawa kegagalan.
"Tapi... Jangan harap aku akan masuk ke Squad kalian setelah ini. Walaupun kalian memberiku uang yang dapat membeli satu negara, aku takkan sudi" ucap Reus sambil menunjuk para Squad Master dengan berani.
"Sombong sekali dia..."
"Dia gila? Mana ada yang mau merekrut Player level 1"
"Paling setelah dia keluar dinding, dia akan tinggal nama"
Semua Player meremehkan Reus dan merendahkannya.
Reus pun segera kembali ke barisannya.
Semua orang menatap Reus yang sedang berjalan menuju ke barisannya, ada senyum merehkan, ada menganggap jijik Reus karena Player lemah.
Mungkin rasanya sakit saat diremehkan, tapi Reus mencoba untuk menahannya. Ia tak ingin emosi menguasai amarahnya.
"Bangs*t!! Awas saja kalian semua!! Beraninya meremehkan seorang tokoh utama!" namun beda lagi dengan batin Reus yang sangat kesal.
Perekrutan pun kini kembali dimulai.
Hingga tiba giliran Sicilya, ia mendapatkan level 33 saat dalam masa pelatihan. Tentu itu bukan pencapaian yang rendah. Sicilya yang seorang Mage mampu membantu timnya dengan sihir hebatnya. Dan mendapatkan exp lebih banyak daripada rekan-rekannya, serta dia mendapatkan double exp dari sisitem gamenya.
Levelnya pun melesat dengan cepat.
Para Squad Master pun dengan cepat mengangkat tangannya setelah melihat data Sicilya yang mengagumkan.
Ditambah dia adalah putri dari Gubernur, orang yang memiliki kekuasaan tertinggi di dalam dinding ini.
"Sicilya, karena banyak yang ingin merekrutmu, kau boleh memilih Squad yang kau inginkan" ucap Komandan Deuch.
"Tidak ada" jawab Sicilya serius.
Semua orang pun terkejut mendengar jawaban Sicilya yang diluar dugaan.
Ia menolak ajak semua Squad yang ingin merekrutnya.
"Apa??"
"Kenapa dia malah menolak tawaran semua Squad?"
Para Squad Master pun terkejut, merasa tak menyangka kalau Sicilya menolak mereka.
"Sicilya, apa kau yakin? Dalam Squad kau dapat hidup dengan nyaman, keselamatanmu akan terjamin. Kalau kau tak masuk dalam Squad, kau akan berburu sendirian" jelas Komandan Deuch.
"Aku yakin!" jawab Sicilya tanpa keraguan dihatinya.
Disaat orang lain sedang sibuk dengan Sicilya, Reus malah sibuk dengan Status Window-nya.
Ia mengambil reward harian dari VIP yang baru ia beli kemarin setelah mengumpulkan banyak koin dari hasil berburu monster.
[Potion Exp 80% didapatkan!]
[Tiket double koin didapatkan!]
[Box legendary item didapatkan!]
[20 Red Crystal didapatkan!]
[20 Point Stat didapatkan]
Reus segera menambahkan Point stat ke dalam statistiknya.
Ia juga menaikkan level pedang grade 9 menggunakan Kristal merah yang ia dapatkan. Pedang grade 9 ia dapatkan dari hadiah membeli VIP Gold.
Bagi Reus statistik pedang grade 9 sangatlah menakjubkan. Apalagi jika dia meng-upgrade pedang itu ke level yang lebih tinggi, pedang ini akan menjadi pedang yang sangat berbahaya.
Setelah itu semua hadiah yang tersisa tersimpan di inventory. Kini isi inventory lumayan banyak, ada armor grade S, ada juga sebuah telur.
Saking asyiknya, ia menjadi lupa dengan sekitarnya.
Yang mana kini orang-orang sedang heran dengan pilihan Sicilya yang menolak semua Squad.
"Nona Sicilya! Bergabunglah ke Squadku. Aku akan memberikan layanan yang baik padamu, tentu saja anda akan mendapatkan gaji yang lebih besar!"
"Nona! Aku akan menyediakan fasilitas apapun yang kau inginkan!"
"Aku akan memerintahkan yang lainnya untuk melindungimu saat sedang berburu!!"
Semua Squad Master mencoba mendapatkan hati Sicilya. Mereka menawarkan penawaran yang sangat menggiurkan.
Namun dirinya tetap teguh pada pilihannya, ia tak berubah pikiran setelah mendapatkan banyak tawaran.
"Komandan Deuch!" seru Sicilya.
"Ada apa?"
"Apakah boleh saya berburu bersama Reus?" tanya Sicilya.
Lagi-lagi semuanya dikejutkan dengan apa yang diucapkan oleh Sicya.
"Apa?!!"
"Dia ingin berburu bersama Reus?!!"
"Berburu berdua dengan beban?!"
Semuanya pun kembali riuh.
Setelah selesai mengotak-atik Sistem Windownya, Reus pun mengangkat kepalanya yang tadi menunduk.
Tapi kini semua orang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
"A-ada apa?" tanya Reus sedikit gugup.
"Apa-apaan ini? Kenapa rasanya aku sedang dalam bahaya!" batin Reus merasa.
"Aku akan berburu bersama Reus!!" terdengar suara Sicilya dari arah depan.
"Ehh??"
Ia tak menyangka ada seseorang yang ingin bergabung dengannya.
Reus pun segera melihat orang yang sedang menyebut namanya.
"Diaa??" Reus tak menyangka orang yang ada dihadapan itu adalah Sicilya.
"Kenapa? Apa dia menolak semua Squad?" batin Reus.
Reus mungkin tak begitu memperhatikan, tapi ia tau bahwa Sicilya dipilih oleh semua Squad.
"Lalu kenapa dia ingin bergabung denganku? Apa maksudnya?" batin Reus penuh tanda tanya.
Sicilya pun langsung kembali ke barisannya.
Semua orang berbisik-bisik karena keputusan Sicilya yang tak terduga.
20 menit kemudian, semua orang sudah memilih Squad mereka. Kini mereka semua ikut ke gedung Squad mereka masing-masing bersama para Squad Master.
Yang tersisa hanyalah Reus dan Sicilya, serta Komandan Deuch yang sedang berbicara pada mereka.
"Lalu setelah ini kalian mau kemana?" tanya Deuch.
"Aku akan ikut kemanapun Reus pergi" ucap Sicilya.
"Ehh kenapa begitu... Kau tidak perlu mengikutiku!" tolak Reus.
"Aku tidak peduli" ucap Sicilya acuh.
"Haaaa??!!"
Sicilya memalingkan wajahnya kearah lain.
"Perempuan ini!" batin Reus kesal.
Komandan Deuch hanya bisa menggelengkan kepala melihat Reus dan Sicilya.
"Nona Sicilya, aku punya apartemen yang kosong. Kau boleh tinggal disana" ucap Deuch.
"Hemm bagaimana Reus?" tanya Sicilya pada Reus.
"Apanya? Kan kau yang ditawarin, bukan aku!" jawab Reus kesal.
"Ahh begitu ya... Kalau begitu terpaksa aku menolaknya"
"Haa?? Kau bisa tinggal disana dan tinggalkan aku!"
"Aku sudah bilang, aku akan mengikutimu!" ucap Sicilya tak mau kalah.
"Tapi!!"
Sicilya memalingkan wajahnya, ia seakan tak peduli dengan penolakan Reus.
Reus pun menghembuskan napasnya dengan kasar.
"Baiklah! Kita akan tinggal di apartemen itu!" Reus pun akhirnya mengalah berdebat dengan Sicilya.
Sungguh perempuan yang ada disampingnya itu tak bisa ia lawan.
Melawannya sangat sulit daripada membunuh ribuan monster.
Sicilya pun tersenyum, karena Reus sudah berhasil ia kalahkan.
"Baiklah paman Deuch! Aku akan terima tawaran apartemennya!"
"Cewek gila! Awas saja kau! Aku akan membalaskan kekalahanku hari ini!" batin Reus.
Continued....