Cahaya matahari memasuki jendela kamarnya, membuat mata Rissa silau. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, menguap besar-besar sambil menggelihat. Dan kemudian terkejut ketika menyadari ada Nicholas yang sedang meringkuk di sampingnya. Rissa bahkan baru saja memeluknya, menganggapnya seperti guling.
Rambutnya yang kecoklatan tampak berantakan alami. Wajahnya tampak sangat polos seperti bayi yang sedang tidur. Dadanya naik turun, napasnya teratur.
Rissa langsung terkesiap duduk. Jantungnya berdegup kencang sekali. Ini sudah keterlaluan. Ia tidak pernah tidur seranjang dengan pria asing. Meskipun Nicholas adalah adik tirinya tapi tetap saja sama. Ia baru saja mengenalnya beberapa hari.
Buru-buru Rissa mengecek pakaiannya, aman. Tidak ada sesuatu yang terbuka. Lalu ia berpikir keras, mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Ia terbangun dari mimpi buruk. Kemudian Nicholas memberinya susu, mengajaknya mengobrol, lalu mereka... tidur bersama.