"Ka, hari ini jadi climbing wall kan. Udah lama kita enggak main bareng, masalah Mey juga udah clear, beban pikiran lo juga berkurang pastinya. Main, yuk!" Saka merajuk seperti anak TK yang meminta mobil-mobilan, ia terus mengekor ke mana pun Riska melangkah seperti bayangannya, sedangkan tiga manusia lain terlihat canggung, antara ingin mendekat dan mengatakan sesuatu atau tetap diam seperti itu.
"Gue bilang ke Meira dulu." Riska menyerah untuk tidak menanggapi Saka, ia tetap santai meski ketiga temannya yang lain memilih diam, paling tidak pembelaan Riska terhadap kekasihnya terbukti benar Karena Meira sama sekali tak bersalah, bukan keinginannya juga saat pertemanan mereka menjadi renggang seperti sekarang, Riska hanya belajar membela sesuatu yang benar. Mungkin ia juga akan melakukannya jika hal seperti itu menimpa orang lain.