Untung saja saat dokter muncul pagi-pagi untuk mengecek kondisi Meira, isi ranjang sudah berubah, tak lagi dua orang seperti semalam. Riska yang terbiasa bangun pagi justru melanjutkan tugasnya saat Meira tetap terlelap tenang hingga benar-benar selesai, kini cowok itu bisa bernapas lega saat salah satu pekerjaannya telah usai.
Meira-nya sudah tersadar dengan perasaan lebih ceria, tak lagi melankolis seperti semalam, apalagi ia tak melihat laptop atau beberapa paper cup yang sempat mengisi permukaan meja seperti malam tadi tanpa peduli bagaimana Riska melakukannya, yang jelas cowok itu sudah menjalankan perintah Meira untuk beristirahat.
Setelah memeriksa kondisi pasiennya, dokter menyingkir keluar. Ia sempat menegaskan kalau kondisi Meira sudah semakin membaik jika dibandingkan dari pertama kali cewek itu muncul di rumah sakit. Mungkin sebab support system dari orang-orang baik di sekitarnya.