"Hai, Meira."
"Hai, Saka."
Salah satu sahabat Riska menepati janjinya untuk datang meski harus malam-malam, kantung kresek putih berisi apel serta jeruk yang dibelinya saat mampir ke penjual buah tadi—kini Saka ulurkan pada Meira tanpa ragu. "Sorry, gue cuma beli ini, Mey."
"Nggak apa-apa, makasih banyak udah nyempetin waktu buat datang ke sini." Meira meletakan kantung tersebut di laci, mungkin sebentar lagi akan berpindah ke kulkas, cupcakes yang dibagi Lolita juga belum ia sentuh.
"Buset, ngapain lo?" tanya Saka begitu menoleh pada Riska yang masih menyibukan diri dengan urusan laptop, lelah menghiasi rupa kuarsanya sampai terlihat mengkilap, beberapa kali cowok itu menguap lebar menahan kantuknya, Riska memiliki dua tugas di sini. Selain mengerjakan revisian skripsi, ia juga mesti menjaga pasien berseragam biru muda di ranjang, kalau Riska tak ada, siapa lagi yang menunggui Meira?