"Gue ke kantin sebentar ya, mau cari minum." Riska melenggang keluar saat kekasihnya mengangguk, Meira sudah merasa lebih baik sekarang, tadi Riska juga sudah menyuapkan beberapa sendok makan siang dari rumah sakit, setidaknya perut gadis itu terisi meski sedikit.
Cowok itu melangkah menyusuri lorong sembari mengangkat telepon dari Saka. "Iya, gue lagi di rumah sakit, cewek gue lag—" Perkataannya menggantung disertai gerakan kaki yang terhenti, hal lain mencuri perhatian Riska, suara Saka yang memprotesnya seolah lenyap, telinganya dipaksa tuli karena suasana berbeda baru kali ini cowok itu temukan.
Perlahan tangannya meluruh meski suara Saka masih terdengar, senyum Riska terbit melihat sepasang manusia melangkah beriringan, meski ada jarak, tapi mereka tampak akrab. "Gue nggak nyangka bisa ngelihat hal langka kayak gini," gumam Riska saat posisi Sehan serta Ashila semakin mendekat, senyumnya semakin melebar tatkala mantan suami istri tersebut berhenti sejenak, menyapa dirinya.