Hampir dua jam, sepasang ayah dan anak tersebut akhirnya keluar dari sana. Lolita saja sampai duduk ketiduran dan menyandarkan sisi kepalanya pada pundak Riska, untung saja mahasiswa tersebut tak masalah sama sekali, tapi sekarang Lolita dipaksa bangun setelah Riska mengguncang bahunya sesaat.
Mimik wajah Meira tak menyiratkan hal pasti, tidak terlihat senang, tapi juga tak bersedih, datar dan normal saat melangkah menghampiri Riska. Begitu kekasihnya berdiri, Mey tak canggung mendekap. "Makasih udah ditunggguin, padahal lama banget."
"Nggak apa-apa." Riska tersenyum sembari mengusap rambut Meira, dekapan mereka terlepas.
"Makasih juga ya, Lol." Meira berganti mendekap managernya.
"Sama-sama, Mey. Tadi gue pinjem pundak cowok lo sebentar buat nyender, ngantuk banget habisnya."