Sekotak pizza serta beberapa menu lainnya memenuhi permukaan meja ruang makan, orderan Meira sudah datang. Di balik meja—sepasang manusia duduk menikmati kegiatan mereka siang ini, bisa dilihat jika yang paling antusias makan adalah Meira, apalagi semuanya ia sendiri yang memesan—alias sesuai selera.
Riska juga memakan apa yang ada, ia tak memprotes sekalipun Mey menghabiskan uang di dompetnya. Toh, ia sendiri yang meminta, melihat Mey begitu menikmati makanannya—sudah cukup membuat Riska merasa lega, beginilah salah satu cara agar membuat Meira tetap merasa senang saat masalah pelik tengah melanda, meski sebatas makanan, tapi setiap orang juga memerlukan energi untuk beraktivitas bukan?
Tak masalah jika uang di dompetnya habis, asal wajah sedih Meira menyingkir—sudah lebih dari cukup bagi Riska, ia memahami terlalu berat masalah yang dihadapi gadis itu, untung saja terpikir alternatif memasrahkan isi dompetnya.