Meira itu parnoan, gara-gara Riska berkata kalau vila ini memiliki banyak penghuni tak kasat mata, saat terlelap pun Meira meminta Riska duduk di dekat pintu kamar yang dibuka lebar karena takut. Menggelikan, tapi Riska melakukanya dengan senang hati sembari mencuri pandang saat cewek itu melanjutkan tidurnya, malah lebih nyaman setelah si raga menyentuh permukaan seprai serta kasur empuk sampai-sampai Riska ikut terlelap di kursi.
Sekarang sudah sore saat Riska terbangun karena hampir terjatuh dari sofa yang didudukinya, dan ia baru sadar kalau sejak lama ia terlelap sambil duduk. Riska beranjak, memutar-mutar leher serta menarik tangannya ke atas hingga bunyi tulang gemeletuk terdengar, ia menoleh ke arah kamar, tak ada tanda-tanda Meira terbangun. "Kayaknya dia capek banget, tidur pas waktu di mobil sampai sore gini enggak bangun sama sekali, mending gue cari makan, jadi pas gue balik si Mey udah bangun."