"Kemarin gimana si Bella, Mey?" tanya Raki saat Mey baru menghempas pantat di permukaan kursi, persendian di sepasang kaki cewek itu serasa pegal setelah menaiki puluhan tangga meski hanya tiga lantai, bagaimana mereka yang sampai menempuh lantai sepuluh ya. Mungkin kaki-kakinya sudah bisa dilepas.
"Agak mendingan kok, dia mau main sama temennya." Membahas soal kemarin, Mey jadi teringat Riska lagi, ia menggeleng berusaha mengenyahkan cowok itu dari pikiran, terlalu berisiko kalau mengingatnya terus, Mey tak ingin makan banyak dan muntah di wastafel seperti semalam. "Aku juga udah kasih flashdisk ke Bu Marta." Ia menyentuh mata kakinya, lantas melepas sneakers. "Pegel juga ya ampun."
"Mau dipijit?" tawar Raki.
"Enggak usah, nanti juga sembuh sendiri."
"Nanti kapan. Coba sini." Raki berjongkok di dekat kursi Meira, tanpa sungkan menarik kaki kanan cewek itu, menengadah sejenak seraya bertanya, "Sebelah mana yang pegel?"