Meira sudah lebih tenang dan mau kembali terbaring di ranjang ruang rawatnya, jarum infus juga sudah menancap lagi di punggung tangan cewek itu, hanya saja Meira menghabiskan waktu untuk melamun, seolah tak ada manusia yang bisa ia ajak bicara di sini. Mona duduk di sofa sekadar menemani sahabatnya saat Saka kembali menemui TKP, malah ia sempat melihat kabar hilangnya Riska di internet, hanya saja sengaja Mona tak memberitahu Meira, takut-takut kalau temannya meradang dan mengamuk lagi.
Sebab jelas Meira menginginkan Riska kembali, dan bukan berstatus belum ditemukan seperti sekarang. Beberapa kisah yang sempat ia baca tentang angkernya daerah tersebut kembali menggerayangi Meira, menjadikan rasa takutnya semakin tumbuh besar dan tidak tahu diri.
