"Mey, cara makan kamu nyenengin banget sih, selahap itu," ucap Luna yang berkali-kali memperhatikan cara makan saudara tirinya, ia sampai lupa pada makanannya sendiri karena terlalu asyik melihat Meira.
"Mey dari kecil memang begitu kalau makan, Lun. Cuma jarang, kadang sehari dua kali aja, itu juga kalau dipaksa," ungkap Ashila, ternyata wanita itu masih mengingat karakter anak kandungnya, tapi perkataan Ashila ampuh membuat kunyahan di bibir Meira terhenti, hanya saja tatapan cewek itu jatuh pada ayam bakar di depannya meski atensi telinga serta pikiran Meira menuju Ashila.
Tentu ada alasan mengapa dulu Meira jarang sekali makan, ia selalu kehilangan selera jika melihat dan mendengar pertengkaran orangtuanya, bahkan lesapnya selera makan menjadi sesuatu yang disebut 'terbiasa'. Jadi, bukan lagi hal asing jika Meira jarang makan, ia sudah kenyang lebih dulu melihat atraksi cekcok mulut yang diakhiri jika salah satunya keluar dari rumah, entah ke mana.