"Sekarang lo langsung ke kelas, jangan ke mana-mana," ucap Riska setibanya mereka di area parkir kampus.
"Lo nggak mau gitu anterin gue ke kelas, lo nggak takut kalau gue melanggar janji?"
"Emang lo berani?"
"Eng-enggak sih, lo serem banget sih, Ka. Bikin gue paranoid, ya kali gue ketakutan ngelihat muka pacar sendiri." Tangannya dirangkum dan ditarik begitu saja oleh Riska, mereka menyusuri halaman kampus hingga tiba di koridor utama menuju kelas Meira pagi ini.
Ternyata ketiga sahabat cewek itu sudah berada di kelas mereka, Meira pikir ia siap memberi alasan mengapa tak datang ke kantin, tapi karena ketiganya sudah berada di kelas, rasa lega melapang di dada.
Riska menariknya masuk tanpa melihat sekitar seolah manusia lain di dalam kelas adalah makhluk tak kasat mata, ia mendudukan cewek itu dan membungkuk menatapnya lekat. "Lo inget kan omongan gue, jangan ke mana-mana. Kalau kelas selesai langsung chat atau telepon, biar gue antar lo pulang."