Pagi harinya Jessica terbangun oleh suara kedua orang tuanya yang sedang bertengkar, tanpa pikir panjang ia pun bergegas mengambil seragamnya dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap menuju ke sekolah.
Setelah ia selesai mengenakan seragamnya ia mengambil tas nya dan menuju ke pintu. Namun sebelum ia sampai di pintu, ayahnya berteriak padanya "hei anak nakal, kau pergilah cari kerja sambilan dan belikan kami makanan dan minuman. Kami sudah sangat lapar dan haus".
"Aku tidak mau! Aku masih mau fokus dengan sekolahku, kalian kan bisa mencari kerja sendiri" setelah berkata seperti itu, Jessica bergegas keluar rumah dan berlari menuju sekolahnya, ia tidak peduli jika ibu atau ayahnya mengejarnya.
"Astaga capek juga berlari dari rumah" ia pun segera berjalan menuju ke kelasnya sambil berharap agar tidak bertemu dengan Vanessa dan gerombolannya.
Ketika ia hendak masuk ke kelasnya, ada sosok tinggi yang menghalanginya tepat di depan pintu kelasnya "aduh siapa sih?" ia pun melihat keatas "eh? Apa yang kau lakukan disini? Kelasmu kan disebelah?".
"Kau ternyata memang tidak pernah memperhatikan keadaan sekitar ya Jessica" kata Revan sambil mengacak rambutnya secara perlahan. "Eh? Maksudmu?" tanya gadis itu "sejak awal aku sekelas denganmu bodoh, kau saja yang tidak pernah menyadari itu" Jessica hanya bisa melihat ke arah lelaki itu sambil melamun dan berpikir.
Memangnya iya? Kok nggak pernah liat?
"Sudahlah aku tau apa yang kau pikirkan jadi, daripada kau melamun disini lebih baik kita masuk sebelum pelajaran dimulai" kata Revan sambil merangkulnya menuju ke bangkunya.
Disaat mereka masuk ke kelas, seluruh mata tertuju kepada mereka dan beberapa orang terlihat sedang berbisik membicarakan sesuatu.
Jessica yang melihat itu merasakan pipinya merah karena ia tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya "singkirkan tanganmu dariku Rev" "hah? Kenapa? Tidak masalah kan? Lagian kau kan temanku" jawab Revan sambil tersenyum.
DEG
Baru kali ini Jessica memiliki teman karena sejak kecil ia sulit bergaul dengan orang disekitarnya sehingga membuatnya sering dikucilkan, namun sekarang entah mengapa ia merasa ada orang yang peduli padanya dan bisa dijadikan tempat untuk berkeluh kesah.
"Hey Jess? Kenapa kau melamun? Silahkan duduk" perkataan Revan membuat lamunan gadis itu buyar dan ia sadar kalau ia sudah sampai di tempat duduknya. Jessica pun segera duduk dan membuka tasnya untuk mengeluarkan alat tulis dan buku yang diperlukan.
"Psst hey Jess apa yang kau lamunkan tadi? Kelihatannya serius sekali" tanya lelaki itu penasaran "oh tadi, bukan apa-apa" jawab Jessica dengan senyum tipis, Revan yang mendengar itu hanya mengangguk dan membiarkan rasa penasarannya hilang.
Gadis itu merasakan sebuah tepukan di bajunya, ia pun berbalik dan melihat seorang gadis berkuncir dan memakai kacamata sedang berdiri sambil tersenyum kepadanya.
"Hai namaku Alyssa Dian Rachmadia, namamu siapa?" tanya gadis itu sambil mengulurkan tangannya. "Oh um namaku Jessica Drenda Wiyata tapi panggil saja aku Jess" jawab Jessica sambil menjabat tangan gadis itu. "Yeay sekarang kita berteman, aku dari dulu ingin sekali berteman denganmu tapi aku takut jika aku berteman denganmu, maka aku akan diganggu juga oleh Vanessa dan gerombolannya".
"Kalian para gadis berisik sekali, sudah mau jam pelajaran. Hei kau gadis bermata empat kembali ke tempat duduknya segera" protes Revan karena dari awal ia merasa risih dengan sikap gadis itu yang cerewet.
"Ih apa lelaki itu temanmu? Kenapa sifatnya begitu? Jauhi saja dia kalau sifatnya buruk begitu, merusak suasana saja" kata Alyssa.
Jessica hanya bisa senyum dan menjawab "iya dia temanku dan sifatnya tidak seburuk itu kok, dia bersikap begitu hanya kepada orang yang tidak dia suka. Iya kan Van?" Revan hanya mengangguk menyetujui perkataan Jessica.
Terlihat jelas di mukanya Alyssa ekspresi tidak sukanya terhadap pertemanan kedua orang itu, ia iri terhadap Jessica yang dapat berteman dengan seorang lelaki tampan, pintar, humoris dan penyayang. Bagaimana ia bisa tau semua itu? Karena Alyssa selalu memperhatikan lelaki itu hingga suatu saat ia mencoba untuk bergaul dengan Revan namun tidak dihiraukan oleh lelaki itu.
•Time Skip
Bel istirahat makan siang sudah berbunyi, semua murid bergegas menuju ke kantin untuk makan siang, termasuk Jessica, Revan dan Alyssa.
Setelah sampai di kantin, mereka mengambil makan siang dan mencari ke sekeliling ruangan untuk menemukan meja kosong namun, hanya tersisa satu meja yang sudah diduduki oleh seorang gadis sehingga mereka terpaksa duduk di meja itu.
"Permisi boleh kami duduk disini?" tanya Jessica "oh tentu saja boleh, sebenarnya aku juga kesepian jadi aku butuh teman untuk ngobrol" kata gadis yang memiliki lesung yang dalam di pipi kanannya.
"Oh bodohnya aku, kita belum kenalan ya? Namaku Erika Diandra nama kalian siapa?" "namaku Revan, ini Jessica dan si mata empat disana itu Alyssa" kata lelaki itu sambil menyantap makan siangnya.
"Hei Van kalau sedang makan jangan berbicara kau bisa tersedak makanan mu sendiri bodoh" kata Jessica sambil mencubit pelan pinggangnya Revan.
"Iya maaf" "dan kau juga tidak boleh memanggil Alyssa dengan mata empat" Revan hanya melirik tajam ke arah gadis berkacamata itu sambil melanjutkan makannya. "Sudah daripada bertengkar lebih baik kita makan secepatnya sedikit lagi bel masuk sudah mau bunyi loh" "oh iya kau benar juga".
Setelah mendengar saran dari Erika, mereka pun segera menghabiskan makan siang mereka agar tidak terlambat menuju ke kelas mereka masing-masing.
Benar saja, tepat setelah mereka makan bel pertanda jam pelajaran selanjutnya berbunyi sehingga mereka harus berpisah ke kelas masing-masing. Saat mereka sampai di kelas dan duduk di bangku masing-masing, saat itu juga seorang guru masuk ke ruang kelas mereka.
•Time Skip
Bel pulang sekolah berbunyi, setiap siswa bergegas merapikan barang-barang mereka untuk segera pulang ke rumah. "Hey Jess" "iya? Kenapa?" "pulang yuk" "eh Van kau kan tau aku harus membersihkan ruang kelas" "ah sudahlah lupakan itu, kalau mereka mengganggu mu beritahu saja padaku dan satu lagi, aku tidak pernah terima penolakan" kata Revan sambil tersenyum manis kepada gadis itu.
"Tapi teman-teman, hari ini jadwal piket ku" keluh Alyssa. "Eh? Ya sudah kami akan menunggumu ya Lyss". "Tidak usah ditunggu" sambung Revan dingin.
"Kenapa? Dia kan teman kita juga?" tanya Jessica "memangnya selama ini ketika kau membersihkan kelas dia kemana saja? Dia juga pergi meninggalkanmu sendiri disini jadi untuk apa kita menunggunya" "tapi kan-" belum selesai Jessica berbicara, Revan sudah menarik tangannya dan keluar dari kelas meninggalkan Alyssa sendiri.
"Tunggu saja kau Jessica, aku akan membalas semua ini"