"Gue tanya, apa ada yang salah dari wajah gue? Dari tadi gue perhatikan lu liatin gue terus?" Nico mengulang pertanyaannya. Jangan pikir dia tidak menyadari semua yang Cinta lakukan sedari tadi. Pria itu tahu semua, walaupun dia terlihat hanya memperhatikan Pak Suryo dengan wajah dingin dan malasnya, tapi dari sudut matanya Nico bisa mengawasi semua pergerakan Cinta yang jelas-jelas memperhatikannya walau diam-diam.
Cinta terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari Nico. Mata lelaki itu menatap Cinta dengan tajam dalam jarak yang cukup dekat. Cinta bahkan saat ini bisa meneliti detil dari wajah Nico. Pria itu memiliki mata sipit yang dihiasi pupil mata coklat, hidung mancung dan alis mata tebal yang indah. Kulit wajahnya berwarna putih bersih, Cinta tidak mengerti bagaimana lelaki bisa memiliki kulit wajah mulus seperti itu, mungkin wajar saja bagi orang-orang berada seperti Nico untuk melakukan perawatan rutin, pikir Cinta. Gadis
"Kenapa? Ada yang salah sama wajah gue?" tanya Nico lagi. Wajahnya semakin mendekat ke arah Cinta.
"Em?" balas Cinta, dia tanpa sadar memundurkan posisi duduknya, jarak antara dia dan Nico terlalu dekat baginya.
"Kenapa dari tadi lihat ke gue terus?" tanya Nico, dia mulai merasa kesal, tiga kali mengajukan pertanyaan tapi rekan satu kelompoknya itu sepertinya tidak juga mengerti.
"Nico, Cinta, ada yang sedang kalian diskusikan?" tanya Pak Suryo dari depan kelas. Dosen paruh baya itu sedari tadi memperhatikan kedua mahasiswanya itu mengobrol di belakang sana. Dia paling tidak suka ada yang tidak memperhatikan kuliahnya, walaupun sangat baik, Pak Suryo tidak segan-segan mengusir mahasiswanya keluar dari kelasnya bila tidak serius belajar.
Kedua orang yang duduk di bangku paling belakang itu sama-sama terkejut dan langsung mengalihkan pandangan mereka pada Pak Suryo. Cinta hanya bisa terdiam, dia terlalu sibuk memperhatikan Nico, hanya sedikit penjelasan Pak Suryo yang masuk ke otaknya, sementara Nico tetap dengan santai mengacungkan tangannya ke atas.
"Ada yang ingin kami tanyakan Pak!" seru Nico dengan percaya diri.
Kini Cinta berganti memandangi Nico kembali dengan kerutan di keningnya. Ada yang ingin kami tanyakan? Dia bahkan tidak terlalu memperhatikan sedari tadi, pertanyaan apa itu, kenapa lelaki membawa-bawa namanya kali ini, batin Cinta, bertanya dalam hati, sedikit panik.
"Oke, apa yang ingin kalian tanyakan?" tanya Pak Suryo.
Cinta merasa sangat gugup, dia tidak tahu harus menjawab apa. Cinta tidak memperhatikan semua yang sebelumnya Pak Suryo sampaikan, bagaimana dia bisa mengajukan pertanyaan, pekik Cinta dalam hati dengan panik.
Kepanikan itu sirna saat Nico mulai berbicara. Lelaki itu dengan tenang menanyakan beberapa hal. Entah bagaimana, tapi Cinta merasa lelaki ini selalu menjadi penyelamat harinya. Hari ini saja Nico sudah dua kali menyelamatkan dirinya.
"Oke, bagaimana? Apa ada lagi yang akan kalian tanyakan mengenai tugas kelompok hari ini?" tanya Pak Suryo setelah menjawab semua pertanyaan Nico itu. Nico hanya menggelengkan kepala sambil mengucapkan terimakasih.
"Makasih ya" bisik Cinta. Nico menoleh sebentar menatap Cinta. Gadis itu tersenyum dengan tulus.
"Makasih udah tolong gue terus hari" ucap Cinta lagi, masih berbisik. Dia tidak ingin kena tegur Pak Suryo lagi.
"Mending mulai perhatikan pelajaran, nanti kena tegur lagi" balas Nico dengan dingin, lelaki itu memalingkan wajahnya ke depan, menghindari tatapan mata Cinta padanya.
"Iya maaf" balas Cinta cepat. Ikut mengalihkan pandangannya, kembali memperhatikan kuliah pagi ini. Daripada kena tegur lagi, pikirnya.
"Untuk tugas nanti, kapan kita mau kerjakan?" tanya Cinta setelah mata kuliah pagi ini selesai.
Sebenarnya Cinta ingin segera keluar dari ruangan kelas ini sebelum ada teman kampusnya yang mulai bertanya-tanya tentang Jovan lagi, tapi dia juga harus bertanya pada rekan satu kelompoknya ini mengenai tugas hari ini. Apalagi Nico sepertinya sangat serius, mana berani Cinta mengabaikan begitu saja.
"Pulang kuliah nanti, gue tunggu di perpus jam 2," ucap Nico cepat, membereskan tasnya dan melangkah keluar.
Cinta dengan cepat mengikuti langkah Nico, dia merasa aman saat bersama Nico, tidak ada yang berani menanyakan atau mengganggu dirinya. Nico sepertinya tidak suka dengan orang-orang penggosip di kampus, maka dari itu dia selalu menatap kesal semua orang yang mendatangi Cinta dan bertanya mengenai kehidupan pribadi Cinta. Setidaknya itu yang Cinta pikirkan.
"Lu ngikutin gue?" tanya Nico, tersadar kalau Cinta berjalan di sampingnya.
"Enggak" balas Cinta berbohong. Sebenarnya dia masih ada kelas sekitar 30 menit lagi, tapi dia bingung harus menunggu dimana selama waktu itu, mengikuti Nico adalah hal yang paling aman saat ini.
"Gue ada kelas satu jam lagi kok" lanjut Cinta lagi dengan cepat. Tapi masih berjalan di dekat Nico.
Lelaki itu berjalan lagi, melirik sebentar dan masih mendapati Cinta di dekatnya. Nico langsung berhenti tepat di hadapan Cinta, membuat gadis itu nyaris menabrak tubuhnya karena tidak menyadari gerakan Nico yang mendadak.
"Eh, maaf" ucap Cinta, menundukkan kepalanya minta maaf.
"Duluan jalan" ucap Nico.
"Eh?" tanya Cinta, tidak mengerti.
"Ayo, duluan aja jalan," ucap Nico lagi.
"Iya" balas Cinta, wajahnya sedih. Gadis itu berjalan pelan, melirik ke kanan dan kiri, takut ada yang mendatangi dirinya.
"Ayo, ikut gue ke perpus" balas Nico, menarik tangan Cinta.
__________
Haii..
up baru
semoga suka yaa..
jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini, ada giveaway menanti di bulan Desember..
happy reading semua