"Akankah kita bertemu lagi di suatu waktu atau justru hubungan inilah yang akan berakhir karena kau memutuskan untuk pergi dan takkan pernah kembali?"
Sore itu, tiada angin tiada hujan. Hatiku terasa seperti tersambar oleh suatu hal yang menyakitkan bahkan derai air mata pun tetap berlinang ketika mendnegar Jianghan akan segera pergi ke Lebanon untuk menjalankan misi khusus dan perintah dari pemerintah.
Pria itu dipilih menjadi salah satu relawan medis dari Rumah Sakit Beijing yang akan terbang dan membantu sektor Kesehatan di tengah konflik Lebanon yang masih membara. Hasrat hati ini pun tak bisa dipungkiri lagi, kesedihan pun semakin menghantui seluruh relung kalbuku. Apa yang akan kulakukan jika aku tanpanya di sini?