Siang itu, tepat di jam istirahat Jianghan mulai merasa kesal dengan obrolan teman sekelasnya yang membicarakan seputar diriku dan bingkisan yang kuterima.
Ia mulai pergi menuju lantai dua.
"Tipe idaman, tipe idaman apa yang mereka katakan? Jelas - jelas dia adalah milikku. Berani sekali mengatakan Yuan Lin adalah tipe idamannya di depan diriku." gumamnya dalam hati sembari kakinya menuruni tangga menuju lantai dua di mana kelasku berada.
Namun, seketika langkah Jianghan mulai terhenti.
"Ini tidak mungkin..." ucapnya sembari menyentuh kepalanya yang mulai terasa sakit dan matanya terus menatap anak tangga yang ada di hadapannya.
Jianghan mulai merasakan sesuatu yang aneh terjadi di dalam kepalanya. Tubuhnya mulai bergetar ketika menuruni satu per satu anak tangga, kepalanya terasa berdenyut - denyut nyeri tak karuan.
Tangannya mulai mencengkram genggaman tangga dengan kuat. Keringat dingin mulai menjalar dan membasahi dahinya.