Sore itu, cahaya Mentari sudah mulai tenggelam. Langit berubah menjadi gelap hingga gemintang mulai bersinar di angkasa. Aku pulang dengan mata yang sebam. Kubaringkan tubuhku di atas Kasur smebari terus memandangi cincin yang melingkar di jari manisku.
Aku tak bisa mempercayai semuanya, kukira pertemananku dan Zhai Lian akan baik – baik saja tanpa adanya kasus tentang cinta.
Pikirku mulai melayang terbayang ucapan Zhai Lian sore itu.
"Aku ingin kau menerima dan memakainya. Setidaknya, kau bisa datang padaku kapan saja jika kau merasa sedih. Aku janji, aku akan selalu ada untukmu apapun yang akan terjadi. Kau juga boleh datang dna curhat padaku jika kau punya masalah dengan Xiao Jianghan. Apapun itu, kau bisa ceritakan masalahmu padaku."
Tatapan mata Zhai Lian masih terbayang di benakku. Pria kaya seperti dia mengapa menyimpan perasaan suka pada diri yang hanyalah gadis sederhana dan tak sepandai dirinya.