Sore itu, langit gelap hitam lebam, rintik hujan mengguyur dengan deras. Angin kencang menggoyangkan pepohonan kesana kemari. Suara gemuruh sesekali ikut menggetarkan raga. Aku dan Jianghan masih berdiri kokoh berlindung di bawah halte bus depan sekolah.
"Kau bisa rasakan, inilah detak jantungku setiap kali aku bertemu denganmu." ucapnya yang membuatku semakin menatap wajahnya. Aku menarik lenganku yang menyentuh dadanya. Kubalikan badanku dan mencoba menyeka air mata yang baru saja menetes di pipiku.
Jianghan berjalan menghampiriku dan mencoba menggenggam tanganku.
"Aku tahu, aku terlambat menyadari cinta. Tapi, aku benar-benar jatuh hati padamu, Lin. Kukira rasa ini tak nyata tapi ketika kau menjauhiku, aku mulai merasa hampa. Ketika kau lebih dekat dengan Zhai Lian, hatiku terasa sakit." tuturnya yang membuat derai air mataku kembali jatuh.
