Siang itu suasana makin mencekam, bahkan Jianghan pun sudah mulai bersiap – siap untuk membela dirinya di balik pintu. Bahkan suara tembakan pun sering terdengar di lorong. Suaranya semakin menggema hingga membuat jantung seakan ingin ikut meletup.
Lima belas menit berselang setelah ada baku tembak, Jianghan pun langsung memberanikan diri untuk melihat suasana di luar yang mana nampak tiga orang dengan senjata itu pun sudah tergeletak bersimbah darah, suasana yang ada pun seperti film aksi yang ada di televisi.
Dengan kaki yang bergetar, pria itu pun langsung membantu pak tua itu untuk keluar dan menutupi pak tua itu di belakang punggungnya. Bahkan suara pintu itu pun terus digedor dengan keras hingga membuat pria dengan jas putih itu hanya bisa menelan ludahnya dan terdiam sejenak.