Hari yang paling tak ingin kuhadapi pun akhirnya terjadi. Tepat tanggal tiga di bulan yang baru, Jianghan mulai meranjakan kakinya dan pergi dari Cina menuju Lebanon untuk misi kemanusiaan yang ia dapatkan.
Hari ini, entah kenapa kakiku sudah mulai melemas bahkan air mata sejak semalam pun tak ingin berhenti. Bagaimana tidak? Ia akan pergi cukup lama di sana bahkan ia juga akan langsung melanjutkan studinya di Amerika atas rekomendasi dari Rumah Sakitnya.
Melanjutkan studinya inilah menjadi alasan supaya Jianghan bisa menjadi seorang dokter yang lebih berkompeten lagi, karena semakin berkembangnya zaman maka berkembanglah pula pengobatannya. Lalu, sampai kapan ia akan di Lebanon? Itu pun aku tak bisa memastikannya, ia mengatakan sampai akhir tahun ini. Berarti itu masih ada sekitar 7 bulan lagi yang harus kulalui tanpanya dan untuk studi di Amerikanya pun kurang lebih dua tahun ke depan. Bukankah ini juga ujian dalam mencinta?