Malam itu hujan turun rintik-rintik dengan syahdu. Suasana menjadi semakin dingin dan teduh. Sayup - sayup angin malam pun semakin lembut menerpa wajahku.
Bahkan aroma khas tanah yang basah karena hujan pun menenangkan pikirku. Membuatku ingat pada masa kecilku, yang dulu gemar sekali bermain di bawah derasnya hujan.
Karena kecintaanku dengan hujan membuat kisah cinta pertamaku ikut bersemi dan mekar dalam hujaman hujan.
Kala itu, di bawah derasnya hujan Jianghan menyatakan cintanya padaku walau setelah setengah hatiku berjalan pergi melupakannya, tapi kini malah aku menjadi labuhan hatinya.
Perasaan heran dan sulit tuk dipercaya pun sering menghantui dadaku kala itu. Selalu beranggapan bahwa Jianghan hanya mencintaiku karena kasihan padaku yang selalu mengemis cinta padanya.
Tapi, hari demi hari telah terlewati, kini terbukti bahwa cintanya adalah tulus bukan semata untuk main - main saja.
