Kala malam meminang sejuta kerinduan. Kala raga tak bisa bertemu, hati bertarung melawan rasa ingin segera bersatu.
Aku di sini dan kau di sana, jarak bertemu hanya secara virtual saja. Tapi, kurasa hati kita kan tetap bisa menyatu.
Tapi, kali ini keraguan dalam cinta mulai merangkak dalam dada. Masihkah dia mencintaiku seutuhnya atau memilih berpaling dengan dia si penggoda?
Sore itu, di sebuah taman terlihat dua orang tengah bercengkrama serius. Kali ini, suasana di antara mereka pun ikut menegang. Angin seakan enggan bertiup bahkan derai air mata kekecewaan pun menyelimuti segalanya.
Sosok pria tinggi, terlihat tengah mengusap kepalanya dengan mata yang merah berkaca - kaca.
"Berikan kepastian padaku tentang hubungan ini, Yuan Lin. Apa kau masih mencintaiku?" tanya pria itu dengan suara serak basah yang khas, Xiao Jianghan.
"Untuk apa kau bertanya padaku lagi, kau pasti sudah tahu jawabannya, bukan?" jawab sang gadis itu yang kemudian mengusap air matanya.