Siang itu, cuaca sangat terik dan cerah. Aku masih bercengkrama bersama teman – teman di Kantin sembari melakukan makan siang. Namun, pembicaraanku dengan teman – teman tiba – tiba menghening sejenak dan aku meminta izin untuk mengangkat telepon ke luar.
Panggilan ini adalah panggilan telepon pertama yang Jianghan lakukan ketika ia memutuskan untuk meminta ruang sendiri padaku selama tujuh hari, Hari ini adalah hari ketiga di mana aku harus memberinya waktu sendiri.
Kuangkat telepon itu, entah mengapa aku selalu merasa takut jika Jianghan meneleponku seperti ini. Rasanya tiga hari itu waktu yang cukup lama ia meninggalkanku sendirian tanpa kabar dan ia pun tak membalas pesan.
Aku takut, kalau dia menelpon kali ini, ia mengatakan untuk memutuskan hubungan yang sudah terjalin dengan susah payah seperti ini. Kuangkat telepon itu.
"Halo?" ucapku dari dalam telepon. Namun masih belum ada balasan yang terdengar. Apa mungkin ia tak sengaja menekan telepon pada nomorku ini.