Malam dingin dengan suara angin yang menghempas padang rumput di bawah kaki dua patung raksasa.
Mi Kuo yang terjaga, terus mamandangi perapian yang gemericik.
Dia terus memikirkan tentang kehancuran alam dewa yang di ramalkan oleh Raja negri mimpi.
Saat dia lesuh dan tetap memandangi perapian, terdengar suara geraman dari dalam hutan yang ia lewati tadi.
Geraman itu terdengar banyak saling bersahutan.
"Ehm.."
Dia berdiri dan mengambil katananya dan mempersiapkan diri.
Grr...! Grrr...!
Beberapa pasukan siluman melompat keluar dari kegelapan hutan itu, membuat Shen dan Lilie terbangun.
"Mi Kuo ada apa ini?", tanya Lilie yang kaget walau nyawanya belum terkumpul.
"Ehm.. Pasukan siluman dari raja siluman, raja api pasti sadar kita di sini.", ucap Shen dan mengambil pedang besarnya, "Lilie kau bawa kuda putih menyeberangi lembah, aku dan Mi Kuo akan urus makhluk busuk ini."
"Baiklah!".
Lilie langsung menaiki kuda putih dan memacunya melompat ke bawa lembah.
"Baiklah makhluk idiot, aku benci dengan mereka. AYOO MI KUO!".
"BAIK!", balas Mi Kuo.
Mereka langsung berlari dan siluman itu melompat hendak menerkam mereka.
Mi Kuo melompat dan menghunuskan pedangnya, menusuk tiga siluman sekaligus.
Shen tak mau kalah dari Mi Kuo, dia juga mangayunkan pedangnya kesamping, pedang besar itu mengeluarkan api dan membakar lima siluman di hadapannya.
"Hehe.. jumlah yang kau bunuh lebih sedikit Mi Kuo.", ucapnya dengan sombong.
"Tinggal empat siluman, siapa yang bisa membunuh mereka sekaligus, dia pemenang.", balas Mi Kuo menantang Shen untuk bertanding.
"Ookee.. Siapa takut.", ucap Shen dan melesat mendahului Mi Kuo.
"HEI CURANG KAU BAJINGAN!", teriak Mi Kuo, dia langsung melesat dengan teknik anginnya.
Mereka sampai di hadapan empat secara bersamaan dan mengayunkan pedang bersama juga. Shen mengeluarkan api dan Mi Kuo mengeluarkan air yang berkombinasi dan membuat siluman lenyap seketika.
"Huff..! Huff..! Hahaha".
Mereka tertawa bersama melihat hasil yang seimbang itu.
"Baiklah kita seimbang.", ucap Mi Kuo, dia memasukkan katanya ke sarung pedangnya.
"Enak aja, aku sudah bunuh lima kok. Ayo kita susul Lilie saja, dari pada ributin makhluk idiot ini.", sahut Shen.
Mereka melompat turun dari bukit belakang patung raksasa.
Saat mereka berjalan menyeberangi lembah, tiba-tiba mereka melihat api besar yang berkobar di bukit seberang dan langsung melesat ke menuju api itu.
"Hey Lilie, makhluk apa itu?", Tanya Mi Kuo, dia melihat sebuah burung raksasa dengan tubuh berkobar api hitam.
"Ratu phoenix hitam?", ucap Shen kaget melihat kedatangan salah satu panglima negeri api lagi.
Phoenix hitam itu mendarat ketanah dan berubah menjadi wanita cantik dan seksi, dengan pakaian gaya gothic, tak lupa jubah bertudungnya.
Shen semakin kesal melihat kedatangan ratu phoenix, karena dia dendam dengan enam panglima negeri api yang menggeser kedudukannya.
"Phoenix hitam? Setahuku phoenix itu merah api menyala.", sahut Mi Kio di antara ketegangan suasana.
"Ya, aku dulu berwarna merah api. Semua orang menganggapku burung pelindung, tinggal dihutan sebelah barat itu.
Tapi suatu hari ada pemburu gila dari negeri mimpi yang memburuku. Dia memiliki tombak petir ular, saat kami bertemu dia melempar sayap kananku dengan tombaknya dan aku menyemburkan api tujuh rasaku ke mukanya." ucapnya dengan mengeluarkan sayap kanannya yang berlubang.
"Apa tujuanmu kemari?", tanya Mi Kuo.
Ratu Phoenix berubah wujudnya menjadi burung dan langsung terbang dengan cepat menyambar Mi Kuo.
"Aaagh..!", teriak Mi Kuo yang terlempar akibat sambaran ratu phoenix, dadanya terkena cakaran yang lebar membuat darahnya terus mengalir.
"Mi Kuo..!!", Lilie berlari menghampiri Mi Kuo yang dadanya bersimbah darah.
"Lumayan menggores banyak dagingku.", Setelah mengakatan hal itu, Mi Kuo langsung tergeletak tak sadarkan diri. Tubuhnya membiru, rambutnya perlahan-lahan memutih dan matanya menghitam bagai tinta.
"Shen bagaimana ini?".
"Diamlah! Aku mengurus burung sialan ini dulu.", Shen yang melompat kesana kemari menyerang Phoenix itu, sayangnya ratu phoenix ahli dalam membaca serangan, dia menghindari semua serangan yang di tujukan Shen padanya.
"Panglima Shen, oh maaf.. Kau sudah tergeser oleh kami berenam bukan? Hahahaha.", ucap Phoenix yang terbang mengitari mereka.
"Brengsek!".
"Aku tidak tertarik dengan mantan panglima yang lemah ini, Tapi si putri air itu cukup menarik."
Whuussh!!
Ratu Phoenix langsung menyambar Lilie dengan cakar tajamnya dan membawanya terbang entah kemana.
"Sheeen...!", Teriak Lilie di cengkeraman Phoenix itu.
"Lilie..! Lilie..!".
Shen bingung dan marah, dia tidak bisa menyelamatkan dua temannya. Dia berlari menghampiri Mi Kuo yang tubuhnya seperti mayat yang di awetkan.
"Ini buka cakaran biasa, dia pasti menaruh racun di kukunya. Mi Kuo manusia biasa walau sihirnya tinggi, dia tak akan bertahan lama."
Shen segera mengangkat Mi Kuo ke punggung kuda putih,
Dia memacu kuda putih ke arah negeri mimpi yang jaraknya dua hari jika berjalan kaki.
********
"Dasar burung sialan, lepaskan aku!". Ucap Lilie yang terus berusaha membuka cengkeraman Phoenix hitam.
"Diam kau!".
Ratu phoenix hitam terbang semakin tinggi ke udara.
Matahari hampir terbenam, terlihat sebuah gunung berapi dan tanah yang gersang. Tak ada tumbuhan yang tumbuh, hanya ada sungai-sungai lahar yang membentangi wilayah itu.
"Apa ini negeri api? Untuk apa kau membawaku kesini?".
"Sebagai alat yang bermanfaat.", balas Ratu phoenix api.
********
Kuda putih yang sudah terlatih menjadi kuda naga, dapat berlari dengan cepat hingga ber mil-mil jauhnya.
Hanya semalam Shen sampai di depan gerbang negeri mimpi.
Dia turun dan menarik kuda putih untuk berjalan memasuki gerbang, tak ada penjaga di sana. Mi Kuo yang tak sadar rambutnya semakin memutih masih tergantung di pundak kuda putih.
Kota kubus negeri mimpi, adalah kota makmur kedua setelah kota bilah es. tapi siapa sangka, Shen yang datang berharap mendapat pertolongan malah di kagetkan dengan seisi kota yang sepi dan rumah-rumah yang gelap tanpa penerangan sedikitpun.
"Kenapa begitu sepi? Kemana semua orang?", ucapnya berjalan sambil menoleh kanan kiri,
"HALO!! APA ADA ORANG DI KOTA INI? KAMI BUTUH BANTUAN, TOLOONG.."
Tak ada satupun jawaban dari semua rumah dan bangunan di sana. Shen terus menarik kuda putih berjalan lurus ke arah istana mimpi.
Saat di tengah jalan dia mendengar suara yang samar-samar melintasi telinganya,
'siapa kau? apa tujuanmu kemari?', suara itu terus memasuki telinga Shen.
"Aku minta bantuan, kumohon tolonglah. Temanku sekarat di sini."
'Hey Qiu hentikan ilusi ini!', terdengar suara lagi perintah seseorang kepada orang lain.
Saat itu pula semua kegelapan yang dilihat Shen sirna dan dia melihat dirinya masih berdiri di gerbang negeri mimpi sambil memegang tali kuda putih.
"Halo, pendatang baru. Apa tujuanmu kemari?", tanya seorang gadis dengan gaun putih dan bagian atas merah, terdapat mahkota bunga di atasnya yang tangkai tengahnya memiliki sebuah permata yang berkilau.
Dan di sebelah kirinya ada seorang anak laki-laki dengan jubah berkerah berwarna merah dengan motif ular berwarna emas.
"Tolong.. Tolong temanku.", kata Shen sambil menarik tubuh Mi Kuo dari punggung kuda putih.
Mereka berdua kaget setelah melihat tubuh Mi Kuo yang membiru dengan rambut memutih itu.
"Kita harus membawanya ke kakak.", ucap anak laki-laki itu kepada gadis di sampingnya.
"Hei tuan, pergilah ke istana mimpi segera ya, Kami akan membawa temanmu dengan sihir kami.", ucap gadis itu dan mereka berdua menghilang, juga tubuh Mi Kuo yang membiru.
•
•
•
Bersambung...