Ketika masuk kedalam gudang, Alendra langsung disungguhkan oleh pemandangan yang membuat hatinya mendidih seketika. Ia melihat kondisi Kinar sangat memprihatinkan.
Wajah Kinar begitu pucat, rambut acak-acakan. Baju yang terlihat kotor sambil terdapat banyak bercak darah di bahunya, ia melihat kepala Kinar terluka namun darahnya sudah mengering karena sudah beberapa hari lamanya Kinar berada di gudang itu.
Alendra berlari memeluk Kinar sambil air matanya menetes, ia tidak kuasa melihat gadis yang ia cintai terluka hingga begitu sangat menderita. Sedangkan Kinar sudah tidak dapat mengenal dirinya karena gadis itu tubuhnya sangat lemah, bahkan ia hanya di kasih roti yang sudah kadarluarsa itu pun hanya sekali dalam 1 hari, begitu juga dengan air hanya sekali teguk saja hingga membuat bibir Kinar mengering dan terkelupas.
"Al—Alendra ...."
Suara Kinar masih terdengar di telingga Alendra, ia sangat bersyukur Kinar masih bertahan untuknya.
