Farah merasa sangat lega ketika dirinya sudah berada di dalam mobil sekarang. Ia pun segera menuju ke apartemen yang di katakan oleh kedua orang tua Arkan kepadanya dengan segera. Di sepanjang perjalanan pikiran Farah tidak karuan, ia penasaran siapa yang berada di balik jendelanya itu. Akibat memiki itu, Farah hampir saja menabrak kendaraan orang yang berada di depannya. Untungnya ia dengan cepat tersadar dari lamunannya dan segera menginjak rem mobilnya, Farah merasakan jantungnya terasa hampir saja copot karena terkejut melihat kejadian di depan matanya.
"Hampir saja!" gumam Farah sambil mengelus dadanya, lalu ia pun kembali menyetir mobilnya dan sekarang ia pun fokus menyetir karena tidak ingin lagi kejadian itu terulang kembali, hingga membahayakan nyawanya sendiri.
Sesampai di apartemen, Farah mencoba untuk mencari nomor apartemen yang di katakan oleh ibu Arkan saat di rumah tadi pagi dan ia pun melihat apartemen tersebut sudah ada di depan matanya.