Pesta sudah berlangsung cukup lama. Arkan melihat senyuman Farah terlihat begitu sangat bahagia ketika disuapi kue ulang tahun oleh calon suaminya. Arkan pun hanya menatap kebahagian kedua orang itu, ia merasa begitu iri melihatnya hingga ia berpikir kapan dirinya memiliki seseorang yang dapat mendampingi dirinya seperti kedua pasangan itu.
"Kenapa kamu terus menatap mereka berdua?" tanya Serena bingung.
"Tidak apa-apa," jawab Arkan dengan cuek.
"Arkan, kemarilah, Nak," ucap Kendrik menghampiri anaknya yang sedang duduk bersama seorang gadis cantik.
"Ada apa, Pi?"
"Bukankah?" Kendrik tidak ingin melanjutkan ucapannya ketika melihat tatapan dari anaknya dan akhirnya ia mengerti maksud dari tatapan itu.
"Apa urusan Papi masih belum selesai?" tanya Arkan yang sudah ingin segera pulang ke rumah.
"Sepertinya sudah, kau ingin pulang?" tanya Kendrik.
"Hem, aku sangat mengantuk," jelas Arkan beralasan.
"Baiklah, ayo!"