Arkan dan Farah saling bertatapan wajah dengan begitu sinis. Urusan kedua orang itu masih saja belum selesai, di tambah lagi ponsel Farah rusak oleh Arkan semakin membuat laki-laki itu dalam kesulitan saat ini.
"Mana ponsel mu?" tanya Farah.
"Tidak ada!" jawab Arkan dengan sinis.
"Benarkah?" Farah berjalan mendekati mahasiswa nya yang bandel itu, ia tau Arkan sedang berbohong sekarang.
"Jangan mendekat!" peringat Arkan namun, Farah tidak perduli, gadis itu langsung saja merogoh saku celana Arkan dengan begitu tidak sopan karena menurutnya, mahasiswa seperti Arkan tidak pantas untuk ia hormati juga. Ia ingin sekalian Arkan tahu, bagaimana rasanya jika orang lain tidak menghormati nya.
"Sialan!" gumam Arkan yang tidak berani untuk bergerak sama sekali ketika merasakan wajah Farah dan wajahnya begitu sangat dekat, bahkan bau harum dosennya itu begitu segar dan wangi.
"Kamu bisa jelaskan sekarang? Kenapa kamu suka berbohong kepada orang lain?"
"Bukan urusan Anda!"