Jam sudah menunjukkan 12 malam, kini perjalanan Kendrik, Tristan dan serta beberapa pengawalnya telah tiba di kota dan mereka berdua sudah melihat sinyal begitu full, sehingga mereka berdua pun dengan segera menelpon orang rumah namun semua ponselnya tidak aktif. Rasa gelisah, semakin membuat jantung kedua orang itu tidak karuan berdetak dan tidak menentu. Semakin mobil mereka mendekati rumah, semakin rasanya jantung mereka ingin copot.
Mobil sudah berhenti di depan pagar rumah. Kendrik dan Tristan melihat rumah itu sangatlah sepi dan mereka berdua begitu terkejut melihat beberapa pengawal yang berjaga di rumah itu mati mengenaskan di tanah. Darah berserakan dimana-mana, hingga Kendrik dan Tristan pun dengan sekejap berlari ke arah pintu rumah dengan sekuat mungkin. Kedua bola mata kedua laki-laki itu sudah berkaca-kaca ingin menangis karena tidak siap jika harus menerima kenyataan yang begitu pahit malam ini.