Kendrik terus menunduk kebawah tanpa menatap ke arah Jeslin yang dari tadi wajahnya memerah karena menahan malu. Ia tidak berani untuk berbicara karena ia sangat malu ketika mengingat pemandangan yang membuat dirinya tidak bisa berkata-kata lagi.
"Ehem!" Kendrik mencoba untuk mencairkan suasana.
"Ka—kau, kenapa tiba-tiba masuk kekamarku?" tanya Jeslin terbata-bata.
"Tidak apa-apa!" jawab Kendrik dengan tidak nyambung menjawab pertanyaan Jeslin sehingga gadis itu kebingungan mendengarnya.
"Ma—maksud kamu apa?" tanya Jeslin yang masih tidak nyaman dengan keberadaan Kendrik.
"Itu ... aku kira apartemen kamu sedang di masuki maling ... sehingga aku menerobos masuk saja ... ke kamar mu."
"Aku rasa memang ada maling namun ketika aku melihat semua barang berharga ku saat ini terlihat aman-aman saja dan tidak ada yang hilang sedikit pun," jelas Jeslin yang baru saja menyadarinya.