"Kami semua setuju kalau Farel menceraikan kamu, kami minta maaf atas segala luka yang telah diberikan putra kebanggaan kami kepada kamu. Kami merasa bersalah, dan setiap Minggu akan kami kirimkan uang ke keluarga mu hitung-hitung menebus jasa."
//
Zulfa bergeming. Ia menatap lurus kakinya yang tidak beralaskan apapun. Kini, dirinya berada di belakang halaman rumah keluarga Brahmana. Atas apa yang terjadi tadi, ternyata mereka masih memberikan hati baik untuk makan siang bersama. Bahkan, Farel dan Rani pun masih diajak makan satu meja dengan embel-embel 'yang terakhir kalinya'.
Menatap langit berawan yang cahaya matahari tidak dapat menerpa kulit tubuhnya, Zulfa berbaring di tanah yang ditumbuhi rumput —telah dirawat bersih—. Tapi tidak lupa juga diberikan alas kain untuk media tidurannya.
Di suasana seperti ini, sangat mengundang seseorang untuk melamun bahkan memikirkan sesuatu, begitu juga dengan Zulfa.
Throwback