"Tidak, saya tidak setuju dengan pernikahan kalian. Saya masih tetap menginginkan kamu dengan Zulfa, dia pilihan terbaik keluarga kita, apa kamu masih saja meragukannya? Padahal sudah se-lama ini hubungan kalian, tapi kenapa baru sekarang mengatakan perceraian?"
Seluruh orang yang berada di ruang tamu hanya menundukkan kepala, tapi tidak dengan Farel yang menatap laki-laki paruh baya yang berumur sudah terpaut jauh darinya itu tanpa takut. Bukannya ingin melawan, ia tengah menanamkan keberanian karena kembali lagi ini adalah resiko yang didapatkannya.
"Saya gak cinta sama Zulfa." Deretan kalimat tersebut meluncur begitu saja dari dalam mulut Farel, seolah-olah dikatakan tanpa memikirkan perasaan seseorang yang dimaksud dalam perkataannya.
(Disini untuk keluarga Brahmana gak aku sebutin namanya satu persatu, jadi pakai perumpamaan aja ya seperti misal Mommy, Daddy, Aunty, Uncle, Opa, Oma dan lain sebagainya.)