Sudah sampai di kamar miliknya, ah sebenarnya sih besok-besok tidak bisa lagi menganggap menjadi hak milik karena hubungan Zulfa dengan Farel akan kandas setelah ini.
Zulfa melangkahkan kaki, memasuki ruangan kamar yang penataannya sekarang seperti sudah berubah 180 derajat daripada yang biasanya. Ia juga cukup paham kenapa bisa berubah, pasti Rani ingin memberikan kesan baru bagi Farel supaya tidak mengingat tentang dirinya. Ya tidak masalah, itu memang suatu hal yang wajah.
"Udah gak usah diinget lagi, Fa. Sekarang tuh tugas kita, ambil semua barang-barang milik kamu. Barang-barang yang mau kamu ambil. Lagipula koper mu walaupun kecil, masih bisa memuat banyak barang lagi."
Tersentak dengan suara yang tiba-tiba mengajak ngobrol, Zulfa menolehkan suara dan melihat Dea yang sudah duduk di tepi kasur. "Kamu sendiri ngapain duduk? Katanya kita mau langsung beres-beres," balasnya yang melihat sang sahabat seperti tengah memakan omongannya sendiri.