Sudah menjadi keputusan yang tepat bagi seorang laki-laki yang keras kepala seperti Farel untuk menomorsatukan kebahagiaan sang istri, dan ya maka dari itu ia kini sudah berdiri di hadapan Zulfa lagi untuk membantu mengemasi barang-barang wanita tersebut selama 2 hari di rawat.
"Mas ngapain si kesini? Katanya mau bantu-bantu, tapi malah diem begitu aja gak ngelakuin apapun."
Mendengar nada protes dari suara cempreng yang memasuki indra pendengaran, Farel langsung saja menolehkan kepala ke arah Dea yang tengah menata pakaian ganti Zulfa ke dalam koper kecil. "Ya saya sedang menunggu semuanya selesai, setelah itu saya akan membawa Zulfa pulang terlebih dulu untuk mengambil barang-barang di rumah saya." balasnya dengan enteng, melihat masih banyak yang perlu di tunggu, akhirnya ia memutuskan untuk mendaratkan bokong di sofa.
"Kalau begitu sih oke-oke saja kok, tapi mikir lah kamu kan laki-laki Mas. Masa iya gak punya inisiatif untuk membantu? Sangat nenyebalkan."