"Awsh hati-hati, cukup perih!"
Farel menatap ke arah perawat dari klinik yang di hubungi pihak perusahaannya untuk membantu mengobati luka-luka di tubuhnya, dengan tatapan yang sangat dingin kerena dengan beraninya wanita tersebut menekan-nekan sudut bibir yang terluka akibat pukulan Kevin.
Sedikit menundukkan kepala karena takut, wanita perawat yang duduk bersebelahan dengan Farel itu pun tersenyum kecut karena sudah berkali-kali mendapatkan protes dari wanita itu.
Menghembuskan napas, Farel mengusap permukaan wajahnya dengan perlahan. "Maaf, kamu boleh pergi sekarang." ucapnya sambil beranjak dari duduk, pelan-pelan mulai melangkahkan kaki menjauh dari wanita perawat tersebut dan menduduki diri tepat di kursi kekuasaannya.