Waktu berlalu cukup cepat, kini sudah waktunya jam makan siang. Dea menghembuskan napas, menatap makanan yang seharusnya terlihat lezat ini menjadi tidak berselera.
"Ini gak ada yang mau bujuk Zulfa makan malam bersama? Aku jadi gak nafsu makan, masa aku bisa makan masakan enak tapi sahabat aku malah mengurung diri di kamar."
Menyandarkan tubuh di kepala kursi bersamaan dengan terlepasnya sendok dan garpu di genggaman tangan, memberitahu ketiga orang yang berada satu meja dengannya merasa kalau ia sudah kehilangan selera dalam makan malam kali ini.
Rania dan Gito saling menatap satu sama lain, lalu secara bersamaan menolehkan kepala ke arah Kevin dengan penuh harap. Ya bagaimana pun mereka berdua sudah tau bagaimana sifat sang putri yang termasuk ke dalam golongan yang sulit untuk di bujuk.
"Nak, bisa tolong kami? Kalau sama Dea dan kita pun Zulfa sulit untuk di bujuk. Kali saja sama kamu dia bisa menurut dan pergi makan malam di sini," ucap Rania.