"ENGGAK, AKU GAK MAU!"
Rani menatap Farel dengan sorot mata marah, ia menahan laki-laki tersebut supaya tidak pergi. Mungkin nada bicaranya sangat tinggi bahkan terdengar kalau dirinya tengah marah, namun sorot matanya menunjukkan sebuah luka yang terlihat sangat sendu berkilat.
Menatap laki-laki yang pernah menjadi kebahagiaan, kini malah menjadi boomerang bagi dirinya. Ia sudah berniat untuk stay di rumah ini dengan sifat yang mampu memikat Farel kembali, namun masa iya lagi-lagi kandas begitu saja?
Farel yang mendengar teriakan Rani pun terpaksa harus mendengarkan kemauan gadis satu itu, namun bukan berarti akan menurutinya. Tangannya yang di cekal sangat kuat oleh Rani, ia longgarkan supaya tak terlalu mencekik pergelangan tangannya. "Terus mau kamu apa, Rani?" tanyanya sambil mengembalikan tubuh yang ingin pergi dari kamar ini, menjadi berbalik dan kembali duduk di tepi kasur dengan pikiran yang sudah buntu.