"Bisa jadi Ratu kan kalau di rumah Farel? aku juga bisa menggantikan posisi Zulfa kok, lihat saja."
...
Dea keluar kamar dengan raut wajahnya yang terlihat sangat bete, ya bagaimana tidak merasa seperti itu? toh sedang enak-enaknya melepaskan penat di tubuh, tiba-tiba saja Rani dengan seenaknya mengusir dirinya.
"Ya begitu tuh kalau jantung di kasih nyawa, suka gak jelas. Udah gak jelas juga buat aku meninggalkan zona nyaman, kalau gak hamil juga udah aku ajak ribut."
Menghentakkan kaki dengan kesal, rasanya ia ingin sekali mengeluhkan hal ini kepada sang sahabat. Namun kondisinya, Zulfa tengah berada di dalam pesawat yang tidak memungkinkan untuk bercerita melalui telepon. Ataupun kalau mengirimkan pesan juga tidak efektif karena pasti tidak akan terbalaskan karena terganggu dengan penerbangan yang akan membawa mereka ke tempat tujuan.