"Assalamualaikum, Zulfa pulang.."
Suara lembut milik Zulfa terdengar hanya di sekitaran ruang tamu saja mengingat lekukan rumah Farel yang sangat besar, ia mulai melangkahkan kaki masuk lebih dalam dengan langkah yang terseret-seret lesu.
Baginya tidak ada kehidupan yang lebih nyata selain dengan rasa sakit yang dirinya terima. Ya, memang takdir dan kehidupan saling bekerja sama untuk menguatkan hati para manusia sesuai dengan batas kemampuan. Tapi tunggu, dimana batasan kemampuan yang Zulfa miliki? sudah sejauh ini namun kejadian yang serupa kembali terulang.
"Waalaikumsalam Nyonya!"
kalau
Tiba-tiba saja, yang tadinya Zulfa tengah berjalan sambil melamun langsung keluar dari zona lamunannya dan mengarahkan pandangan ke sumber suara. Dan ternyata, siapa lagi kalau bukan Bi Ijah yang menjawab salamnya?