Selesai makan malam, Zulfa langsung saja meminta Farel untuk segera ke kamar mereka karena ya sesuai dengan perizinan ia ingin mengatakan sesuatu yang serius. Kalau di biarkan, ucapan Rani terus-menerus menghantui isi kepalanya, seolah-olah tanpa henti.
Dan kini, di sinilah mereka. Duduk di sofa yang tersedia di balkon kamar, dengan di temani dua cangkir coklat panas sebagai penghangat dan penetral tubuh dari sapuan udara dingin yang menyapa permukaan kulit mereka.
Sebagai perawalan, Zulfa menyesap coklat hangatnya terlebih dulu lalu menaruhnya kembali.
"Jadi kamu mau bicarakan apa sama saya, Fa?" Farel yang tak tau tujuan Zulfa mengajaknya berbicara pun tampak penasaran, ia menatap wanita di sebelahnya dengan cermat. Kerudung langsungan yang tampak lebih simpel saat di pakai, membuat bentuk wajah dia terlihat sempurna.