"Aku berharap kamu masih menjadi Farel-ku, kenapa kamu berubah sih..? hanya dalam waktu beberapa jam saja kamu berubah dan membuang aku."
Ucapan Rani pagi tadi benar-benar menghantui Farel, ia memijat pangkal hidung yang terasa sangat penat. Ia tidak ingin mengacuhkan sang mantan kekasihnya itu, tapi di sisi lain juga tak bisa membiarkan Zulfa-nya berjalan menjauh.
Kini, jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan yang berarti sudah saatnya ia pulang ke rumah. Menatap tumpukan dokumen yang sudah selesai semua, lalu mulai bersiap-siap pulang.
Sial, karena kunjungan Rani pagi tadi ia menjadi membayang-bayangi percakapan mereka. Ia meraih tas kerja, lalu di jinjing dan ia mulai beranjak dari tempat duduk kekuasaannya.
"Apa yang hari ini Zulfa masak ya untuk makan malam?"