"ARGHHHH!"
"GILA YA MASA FAREL CUEKIN AKU SIH?"
Rani menatap marah pantulan dirinya yang berada di cermin panjang yang mematut tubuhnya secara sempurna dari atas sampai bawah, terlihat sangat menawan. Tapi tunggu, kesempurnaan tubuhnya bukanlah hal yang patut untuk di banggakan.
Karena kini, seseorang yang seharusnya ia curi perhatiannya supaya bisa mendapatkan posisi terpandang ternyata sudah membuangnya begitu saja. Terlebih lagi, hei ia sama sekali tidak tau apa yang menjadi alasan mendasar Farel yang mempertahankan pernikahannya.
"Manfaat apa sih! apa keuntungannya? harta? kenapa dia tidak membiarkan aku menikmati harta Brahmana juga?"
Rani mengacak rambutnya, untung saja setiap helaian rambut miliknya memiliki tekstur jatuh lurus menjuntai melewati bahu. Jadi, tidak akan membuat rambutnya kusut dan berantakan.
"Setelah berhasil mengangkat derajat dan materi, kamu membuang kamu, Farel?"