Tok
Tok
Tok
Farel menaikkan sebelah alisnya, baru saja bokong mendarat di kursi kerja sudah ada yang mengetuk pintu ruang kantornya. Seolah-olah tidak membiarkan dirinya untuk istirahat terlebih dulu, sebelum jam kerja di mulai.
"MASUK!" teriaknya dari dalam.
Ia tidak begitu mengindahkan seseorang yang berada di luar ruangan yang tengah mengetuk pintu ruang kerjanya ini, kini kedua tangannya sibuk merapihkan tumpukan dokumen. Yang mana yang akan di kerjakan lebih dulu, dan yang mana yang akan di tunda karena biasanya memerlukan cap kantor sebagai persetujuan.
Ceklek
Terdengar suara pintu yang terbuka, Farel enggan menolehkan kepala malah beralih ke laptop yang ia buka dan menyalakan layarnya.
"Permisi, Tuan."
Begitu mendengar sebuah suara yang begitu familiar di indra pendengarannya, Farel baru berniat untuk menaikkan arah pandang ke sumber suara.