Tujuan Farel datang ke rumah Rania adalah satu, membujuk Zulfa yang katanya sudah kehilangan rasa percaya dan juga sudah memutuskan untuk berhenti berjuang. Ya, ucapan wanita itu bagaikan malapetaka bagi dirinya. Bayangkan saja.. pernikahan yang belum pernah ia perjuangkan tiba-tiba kandas karena kecerobohannya? tidak, itu tidak akan pernah terjadi.
Tok
Tok
Tok
Tangannya yang terkepal kuat pun sudah menyentuh pintu kayu yang di setiap tepinya sudah di makan oleh para rayap. Ia mendesah, kenapa dari sekian lama ia tidak memperhatikan bagaimana kondisi sang mertua? ia terlalu buta dengan tujuannya untuk hidup bersama dengan Rani, padahal gadis itu bukanlah seseorang yang tepat untuk dijadikan masa depan.
Ceklek
Setelah beberapa detik mendekati satu menit, akhirnya pintu kayu tersebut sedikit terbuka menampilkan kepala seorang laki-laki dengan uban di kepala yang hampir menutupi sebagian rambut hitamnya.
"Ah Nak Farel, mari masuk..."