"MARGARET! MARGARET!", Tuan Lee meneriaki nama Margaret tepat di samping tubuh putrinya yang mengejang. Tuan Lee sangat ketakutan dengan keadaan Margaret saat ini. Wajahnya yang terlihat arogan dan tamak, sekarang berubah menjadi sangat kacau.
Causa menurunkan tangannya yang masih menodongkan handgun ke arah Tuan Lee. Tadinya ia ingin sekaligus menembak kakeknya juga setelah menembak Margaret, bibinya. Tapi, ketika jiwa kejamnya muncul, ia ingin melihat Tuan Lee yang arogan tersebut menjerit ketakutan jika anaknya tiada tepat di depan matanya. Tidak hanya 'Nyawa Dibayar Dengan Nyawa', Causa juga ingin Tuan Lee merasakan apa yang ia rasakan jika kehilangan anaknya. Sama seperti kejadian Steve.
Tubuh Margaret lebih mending, tapi napasnya tersendat. "Pa..", lirihnya di tengah napas yang mulai habis. "Ja ngan lu pha pe san kuh. Haaa....", jeritan Tuan Lee semakin menjadi. "Akuh sayang papa."