Setelah dari pemakaman, Causa memutuskan pergi ke markas. Dia menyuruh Neandro dan suaminya pulang.
Walau dengan matanya yang bengkak sehabis menangis, wibawa Causa yang berstatus bos mafia paling ditakuti itu tak hilang sedikit pun. Malah anak buahnya semakin takut dengan kondisi Causa yang sekarang. Dengan emosi yang tak dapat dikontrol, Causa bisa saja melakukan apapun tanpa berpikir dua kali.
Pakaian serba hitam dan suara yang tercipta akibat benturan sepatu pantofel Causa dengan lantai, membuat suasana markas semakin mencekam. Anak buah merasa bahwa leher mereka seperti dicekik secara gaib oleh aura yang keluar dari Causa. Anak buah lain yang baru saja melintas pun langsung berhenti lalu menundukkan kepala takut.
Causa langsung menuju ruangan para anak buah Causa yang sedang melaksanakan perintah Causa. Di sana juga ada Brylee yang sedang mengawasi pekerjaan anak buah Causa.