Waktu sudah menunjukan pukul satu siang. Alex terbangun dari tidurnya karena sudah merasa cukup tidur. Seharusnya saat pukul itulah Alex menikmati waktu tidurnya, tapi anak laki-laki itu menikmati waktu tidurnya lebih di awal.
Matanya masih terasa berat, tapi, kepalanya mulai terasa sakit karena terlalu lama tidur. Dia menengok ke samping dan ternyata di ruangan tersebut hanya ada dirinya dan LJ yang belum siuman juga. Alex menurunkan kedua kakinya yang terbentang di sofa agar bisa bersender. Dia mengambil handphone untuk memeriksa apakah CL mengirim pesan lagi atau tidak. Tapi, ternyata CL tidak mengirim pesan apapun.
Ini sudah masuk waktu makan siang bahkan sudah lewat, tapi, CL belum mengirim pesan satupun kepadanya. Apa terjati sesuatu padanya?
CL (Babu)
Tok tok.|
Permisi paket.|
13.05
Sambil menunggu balasan dari CL, Alex pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
~~
CL merasa terganggu dalam tidurnya saat handphone miliknya bergetar tepat di samping pinggangnya. Kemudian ia bangun dan mengambil benda pipih persegi panjang tersebut.
"Wah gila gua tidur lama amat.", ujarnya dengan suara serak khas bangun tidur setelah melihat jam di ponselnya.
CL mengucek matanya agar pandangannya tidak memburam sebelum membukan pesan yang masuk.
Alex
Tok tok.
Permisi paket.
13.05
Apa?|
13.10
Dia menaruh handphone nya di meja kemudian menatap sekelilingnya. Ternyata dirinya masih di ruangannya. Ah pasti kedua orang tuanya mencari keberadaannya saat ini.
CL bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamar mandi. Dia ingin membasuh mukanya dulu sebelum bersiap dan berangkat ke rumah sakit. Suasananya sunyi karena ini sudah masuk waktu kerja lagi. Hanya ada beberapa orang yang berjalan ke sana ke sini mengurus pekerjaan mereka masing-masing.
Selang beberapa menit, CL kembali ke ruangannya. Dia duduk terlebih dahulu dan kembali memeriksa handphone. Alex sudah membalas pesannya.
Dimana?
13.14
Masih di markas.|
13.20
Lama amat.
13.20
Gua ketiduran.|
13.20
Yaudah cepet ke sini.
Lo belom makan siang kan?
13.20
Iya, gua belom makan siang.|
13.21
Cepetan ke sini.
Gua pesenin makan.
13.21
Iya gua ke sana.|
13.21
CL menaruh kembali ponselnya. Dia mengambil jaket, topi, serta tas selempang dadanya tadi. Tidak lupa kunci motor.
Setelahnya dia pergi meninggalkan ruangannya menuju parkiran. Menaiki motor, memakai helm, dan kemudian pergi dari markas.
~~
Alex menolehkan kepala saat mendengar pintu ruangan terbuka. Ternyata itu adalah kedua orang tuanya dan Mr. Graham yang sedang mendorong kursi roda Mrs. Lee.
"Kau sudah bangun?", tanya Mr. Frankie.
"Iya, kalian dari mana?", dia berbalik tanya.
"Kami baru saja makan siang. Kau ingin makan siang juga? Biar Mama bawakan."
"Tidak usah, Ma. Nanti aku makan sama CL aja pas dia nyampe."
"Oh baiklah."
Alex kembali menyibukkan diri dengan ponselnya sambil menunggu kehadiran CL. tapi, disela kegiatan dia teringat sesuatu. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap ke arah ke keempat orang dewasa yang duduk di seberangnya.
'Loh udah pulang?'
Yap, tamu yang tadi tidak disukainya sudah tidak terlihat. Alex malah tersenyum miring melihatnya. Dia merasa senang karena tidak perlu merasa tidak nyaman lagi akan kehadiran sang tamu. Mungkin kalau CL berada di sana juga pada saat itu, anak perempuan itu akan merasakan hal yang sama dengan Alex.
Pintu kembali terbuka dan menampilkan sosok CL. Dia sudah datang rupanya.
Alex segera bangkit dari duduknya dan menghampiri CL.
"Cepet amat."
"Apanya?"
"Nyampe ke sini."
"Emang mau berapa lama gua di jalan?"
Alex hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban
"Dih."
CL menghampiri ayahnya yang berada di samping kasur ibunya.
"Kau dari mana saja, Lee?"
"Aku dari markas , Pa."
"Apa kau sudah makan siang?", kini Mrs. Lee yang bertanya.
"Belum, nanti mau makan siang sama Alex."
"Yasudah kalau begitu. Makan yang banyak ya, biar ga sakit."
"Iya, Ma. Mama juga.", Mrs. Lee tersenyum.
CL menolehkan kepala, melihat kedua orang tua Alex.
"Uncle sama aunty udah makan?"
"Sudah, Lee. Tadi, bersama orang tuamu saat kau belum datang."
"Ouuuhhhh."
"Kalo gitu aku sama Alex nyari makan siang dulu ya.", sambungnya izin kepada kedua orang tuanya.
CL dan Alex kemudian meninggalkan ruangan tersebut entah mau kemana.
"Mau makan dimana?", tanyanya.
"Makan di taman aja mau."
"Mau aja. Makan apa?"
"Lo maunya makan apa?"
"Ga tau, tapi gua lagi mau makan yang pedes gurih soalnya tadi udah makan yang manis kan."
"Taco? Hamburger? Hot dog? Pasta? Pizza?"
"Junk food?"
"Ga mungkin kita makan makanan berat di taman rumah sakit bodoh."
"Emang junk food bukan makanan berat?"
"Ga tau juga deh."
"Yaudah pesen aja semuanya."
"Gila lo, siapa yang mau abisin?"
"Heh nyadar napa, lo kalo makan ga sedikit ya setan!"
"Eung iya sih hehe.", Alex menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal, membuat CL merotasikan bola matanya jengah.
"Yaudah pesen sekarang."
"Iya iya."
Alex mengeluarkan handphone dari dalam saku dan mengutak-atik aplikasi pemesanan makanan.
"Minumnya apa?"
"Cola."
"Size?"
"Large."
"Jumlah?"
"Tiga."
"Tambah es krim?"
"Up to you."
"Flavour?"
"Vanilla."
"How much?"
"As you want."
"Other?"
"No."
"Okay, our food will arrive in thirty minutes."
Setelah memesan makanan, Alex kembali menyimpan handphone nya ke dalam saku karena dia, CL dan LJ bukanlah tipe orang yang suka bermain ponsel ketika bersama orang lain.
Mereka sampai di taman rumah sakit dan duduk di bangku taman dengan dua kursi panjang yang saling berhadapan dan sebuah meja ditengah tengahnya.
"Tadi, Mr. Jason dateng ke sini."
Deg
CL yang baru saja menyempurnakan posisi duduknya malah terdiam. Dia menatap Alex dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
"Why?", tanya Alex karena CL memandangnya seperti itu.
CL kemudian menurunkan pandangannya dan masih saja terdiam.
"Something's wrong?", CL menatap Alex sebentar sebelum menjawab.
"You know.."
"What?"
"He is the one behind LJ's accident."
Bagai tersambar petir di sing hari, Alex langsung terpaku begitu saja.
"A- are you sure?"
"Yeah, dia bilang sendiri ke gua."
"Kapan?"
"Pas gua baru sampe di markas, dia ada di ruangan gua. And then he told me the truth."
"Tapi, tadi dia dateng ke sini."
"That's the problem. Mungkin aja dia tau kalo gua bakal bilang ke Papa, jadi, dia dateng ke sini buat mempersulit gua meyakinkan Papa tentang ini."
Alex terdiam.
"Dan lo mau tau apa yang dia bilang selanjutnya?", Alex mengangguk.
"He wants to destroy Papa."
"What!?"
"Yeah."
"Why!?"
"I don't know."
Kedua anak itu menjadi cemas akan apa yang terjadi di kemudian hari.
"What will you do now?", CL menggelengkan kepala.
"Should we talk about this with our papa?"
"Seharusnya. But, they won't believe us."
"Huh?"
"Kita ga punya bukti buat memberatkan Mr. Jason itu dalang dibalik kecelakaan LJ."
"You're right."
CL dan Alex kembali terdiam memikirkn apa yang harus dilakukan.
"Ada yang membicarakanku rupanya."
Deg